Entrepreneurship Sebagai Bentuk Pengabdian Masyarakat

Penulis:
Gusti Raganata
Mahasiswa Ilmu Politik 2010
Universitas Indonesia

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
Kalimat Bung Karno diatas selalu menjadi pemacu semangat mahasiswa untuk berkontribusi kepada negara. Kalimat tersebut membuat seolah pemuda memiliki kekuatan yang besar sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan. Perguruan tinggi sebagai salah satu tempat pemuda menimba ilmu memiliki Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berisi pendidikan, penelitian, dan pemgabdian masyarakat sebagai upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa entrepreneurship dapat dimasukan sebagai implementasi dari tri dharma PT.
Pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya berupa community development atau alih tekhnologi. Tetapi sebenarnya perguruan tinggi juga perlu untuk mengembangkan entrepreneurship, karena entrepreneurship ini memiliki sejumlah manfaat salah satunya untuk mengembangkan perekonomian negara. Entrepreneur di Indonesia hanya memiliki 0,02% dari jumlah total populasi, sedangkan Singapura mencapai 7% dari populasi sehingga perekonomiannya berputar dan sedikit sekali jumlah pengangguran[1]. Data ini berarti tingkat entrepreneurship dapat memotong angka pengangguran, hal ini berarti entrepreneurship dapat memutus tali rantai kemiskinan sekaligus membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran. Lahirnya banyak entrepreneur yang dijalankan oleh mahasiswa akan membuat banyak lapangan pekerjaan baru dan lulusan dari perguruan tinggi tersebut tidak akan menjadi pengangguran baru yang akan menyedot banyak tenaga kerja. Langkah ini sangat bermanfaat untuk memutus rantai kemiskinan di masyarakat dan ini sesuai dengan pengabdian masyarakat.
Penelitian dan pengembangan sebagai nilai dasar perguruan tinggi juga diperlukan sebagai tindak lanjut dari lahirnya entrepreneurship tersebut. Penelitian dan pengembangan akan membuat entrepreneur kita memiliki teknologi dan inovasi sehingga produk-produk yang dihasilkan dari entrepreneur ini akan mampu bersaing dengan produk luar negeri, sehingga terjadi ekspor produk ke luar negeri dan kebanggaan tersendiri apabila produknya sudah diakui oleh dunia internasional.
Terakhir, pendidikan. Perguruan tinggi dapat menggalakan entrepreneurship bisa dengan membuat komunitas khusus entrepreneurship ataupun membuat kurikulum yang dapat memicu lebih banyak lahirnya entrepreneur. Mahasiswa sendiri diharapkan dapat mengikuti kurikulum ini sehingg bermindset sebagai pembuka lapangan kerja bukan sebagai pengguna lapangan kerja.
Peran mahasiswa sangat penting dalam penerapan dari tri dharma PT, karena tanpa mahasiswa tri dharma PT tidak akan pernah berjalan. Bila banyak mahasiswa menjadi entrepreneur maka mereka akan menyelamatkan pengangguran sehingga memutus rantai kemiskinan di masyarakat. Memutus rantai kemiskinan merupakan salah satu dari bentuk pengabdian masyarakat, karena pengabdian masyarakat artinya melakukan sesuatu yang berguna kepada masyarakat.


[1]Entrepreneur, Kunci Kemakmuran Bangsa,  http://www.ciputraentrepreneurship.com/berita/berita-ce/4052-entrepreneur-kunci-kemakmuran-bangsa.html, diakses Kamis, 24 Februari 2012
Share this article :
 

+ comments + 1 comments

Anonymous
September 22, 2012 at 6:18 PM

highlighting kalimat penulis "Perguruan tinggi dapat menggalakan entrepreneurship bisa dengan membuat komunitas khusus entrepreneurship ataupun membuat kurikulum yang dapat memicu lebih banyak lahirnya entrepreneur" kalau memang cuma kurikulum dan komunitas, knp dari perguruan tinggi? sma pun bisa.

Post a Comment

 

Copyright © 2011. Fondsen - All Rights Reserved